Sepohon Kayu - Uje

Sepohon Kayu
Sepohon kayu daunnya rimbun 
lebat bunganya serta buahnya 
walaupun hidup seribu tahun  
bila tak sembahyang apa gunanya
walaupun hidup seribu tahun  
bila tak sembahyang apa gunanya

Ada yang mengibaratkan hidup di dunia ini "mung mampir ngombe" (cuma mampir minum). Orang yang melakukan perjalanan jauh lalu kehausan terus mampir minum sedangkan tujuan perjalanan masih jauh plus dia cuma diberi waktu yang terbatas dan dia tidak tahu kapan sampainya, kalau dia masih normal, tentu tidak akan berlama-lama mampirnya. Kehidupan dunia yang fana, yang cuma sebentar ini diibaratkan seperti itu. Maka hiduplah di dunia ini seolah-olah engkau musafir yang lewat. Yang membutuhkan sesuatu secukupnya saja, sekedar yang bisa dipakai untuk dapat memenuhi hajatnya. Jika ada kelebihan bersyukur dan dibagi-bagikan.

Umat zaman ini paling banter hidup sampai kisaran umur 60-70 tahun. Jika lebih dari itu, maka dapat bonus. Manusia yang paling baik adalah manusia yang diberi umur panjang dan menggunakannya dalam kebaikan dan ketaatan pada Allah sehingga ia berguna bagi dirinya sendiri dan bermanfaat untuk sesamanya. Sebaliknya manusia paling buruk adalah yang diberi umur panjang tapi mengisinya dengan amal-amal buruk dan kezaliman.

Maka, apalah gunanya diberi umur panjang, bila tak sembahyang, bila tak beribadah, mengabdikan diri pada Sang Pencipta.

Kami bekerja sehari-hari 
untuk belanja rumah sendiri
walaupun hidup seribu tahun 
bila tak sembahyang 
apa gunanya
walaupun hidup seribu tahun 
bila tak sembahyang apa gunanya

Meminta-minta bukan dalam keadaan darurat adalah kehinaan kelak di hari akhir. Badan sehat bugar, otak masih segar, tapi cari nafkah dengan meminta-minta adalah perbuatan yang harus-harus kita tinggalkan. Bekerja dengan tangan sendiri untuk mencari nafkah (meskipun orang bilang pekerjaan kasar) itu sungguh-sungguh sangat mulia dihadapan Allah dari pada meminta-minta, mengemis, meskipun orang yang diminta memberi atau menolak.

Meskipun kita sibuk bekerja, tapi jangan lupa sembahyang, jangan lupa shalat. Bahkan pekerjaan yang ikhlas kita lakukan karena Allah dalam rangka menghidupi keluarga, in syaaAllah jadi nilai ibadah bagi kita. Bekerjalah seolah-olah kita akan hidup selamanya di dunia, agar kita semangat menghadapi kerasnya kehidupan ini. Dan beribadahlah untuk akhirat kita seolah-olah kita akan mati esok pagi, agar kita semangat beribadah dan tidak melupakannya meskipun kesibukan dunia mengelilingi kita. 

Kami sembahyang fardhu
sembahyang sunahpun ada 
bukan sembarang
supaya Allah menjadi sayang
kami bekerja hatilah riang

Shalat terdiri dari shalat wajib dan shalat sunnah. Shalat wajib ada lima yaitu Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya'. Disamping shalat-shalat yang diwajibkan tersebut ada shalat-shalat sunnah, seperti shalat sunnah qobliyah dan ba'diyah, shalat lail, shalat dhuha, shalat idain, shalat kusufain, shalat istisqa. Shalat-shalat sunnah tersebut bukan kita yang buat-buat, tapi memang ada tuntunannya dari Rasulullah SAW. 

Bila kita mengerjakan yang wajib dan melengkapi dengan shalat-shalat sunnahnya, maka in syaaAllah, Allah Ta'ala akan menjadi semakin sayang kepada kita. Jika Allah sudah sayang kepada kita makan kita akan diberi hikmah yang banyak. 

Oh....oh....oh....oh......
Kami sembahyang limalah waktu
Siang dan malam sudahlah tentu

Shalat-shalat wajib yang lima waktu (Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya') sudah ditentukan waktunya oleh Allah. 

Hidup dikubur yatim piatu
tinggalah seorang dipukul dipalu 

Dipukul dipalu sehari-hari 
barulah ia sadarkan diri
hidup didunia tiada berarti
akhirat di sana sangatlah rugi

Bila hidup kita isi dengan kezaliman, dengan kejahatan, dengan kerusakan, maka siap-siaplah menanggung akibatnya. Siksa di dunia cuma sementara, tapi siksa akhirat bisa selama-lamanya. Belum lagi siksa kubur sebagai tahap awal balasan orang yang berbuat dosa di dunia. Na'udzu billah min dzalik.
Previous Post Next Post