Catatanku
Setiap manusia yang dilahirkan ke
dunia pasti punya catatan atau diary hidupnya masing-masing. Baik yang tertulis
maupun tidak. Baik yang terdokumentasikan maupun tidak karena tidak bisa menulis
atau bisa menulis tapi tidak mau atau tidak sempat mendokumentasikannya.
Yang bisa menulis ada yang menuangkannya
dalam buku diary pribadi miliknya, yang selalu disimpan karena sering merasa malu
jika dibaca oleh orang lain selain dirinya. Bisa jadi malu karena tulisannya “maaf”
jelek mirip sandi rumput. Makanya biar tidak malu anggap saja mirip tulisan
dokter yang ngasih resep dan sulit dibaca sama pasiennya. Hehehe… Yang jelas, biasanya
karena buku diary is secret katanya. Rahasia!
Tapi…. Jaman sekarang teknologi
sudah maju. Internet menjamur dari kota hingga pelosok dusun serta pegunungan. Catatan
harian pribadi malah sering jadi konsumsi publik. Curhat-curhat pribadi dan
sumpah serapah banyak yang dijajakan di media-media social. Facebook, Twitter,
BBM, Whatsapp, dan lain-lainnya. Tak ketinggalan website atau blog. Malah pada media
yang terakhir disebut curhatnya bisa menghasilkan uang. Wow!!!
Dahhh……….kepanjangan!
Awan-awan menghitamLangit runtuhkan bumiSaat aku tahuKenyataan menyakitkan
Ini bisa jadi contoh diantara ungkapan-ungkapan
kesedihan yang mendalam. Saking sedihnya terhadap kenyataan hidup yang dialami,
seolah-olah bumi jadi gelap gulita. Langit tubrukkan sama bumi. Waduhhh….hancur-hancuran
dong. Nau’dzu billah min dzaalik. Semoga kita tidak mengalaminya.
*Mengapa semua menangisPadahal ku selalu tersenyumUsap air matamuAku tak inginAda kesedihan
Nahhh….loh. Suara adik Baim yang
serak-serak basah, berat-berat lucu unyu-unyu menghibur kita. Anak kecil yang
belum ngerti apa-apa tentang hidup ini tidak pernah berfikir sedih atau
bahagia. Namanya juga anak-anak. Masih polos. Masih lugu. Kalau senang
tersenyum dan tertawa. Kalau sedih nangis. Simple.
Adik Baim menghibur, agar kita
buang jauh-jauh kesedihan. Usap air mata kita. Karena si Baim tak ingin melihat
kesedihan menyelimuti kita. Ayoooo……… senyummmmm!!! Aku pun sama. Aku tak ingin
ada kesedihan yang dialami pembaca. Maka bacanya boleh sambil senyum-senyum. Usap
air matamu, karena aku tak ingin, ada kesedihan.
**Burung sampaikan nada piluAngin terbangkan rasa sedihJemput bahagia di harinyaBerikan dia hidup
Maksudnya kita mintanya ya sama Allah.
Kita minta agar Allah menjauhkan kepiluan kita. Pilu tersebut semoga dibawa
jauh oleh burung-burung yang terbang di angkasa dan tak dibawa kembali lagi. Burungya
bisa burung belekok, burung pipit, kutilang, gerja, elang, gagak, merpati, dan
lain-lainnya. Tinggal sebutin aja Anda sukanya burung mana? Silahkan, dibatin
ndak usah keras-keras!
***Tuhan …Terserah padaMuAku ikut mauMu TuhanKucatat semua ceritakuDalam harianku
Maasyaa Allah…. Luarrrr biasa. Inilah
wujud kepasrahan yang mendalam pada Tuhan. Manusia hanya bisa berencana, tapi
ending alias akhir keputusannya ada di Tangan Tuhan. Yang penting kita sudah
berusaha dengan sungguh-sungguh sekuat tenaga dan disertai do’a, kemudian
hasilnya kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa. Itulah hakekat tawakkal yang
benar. Berusaha+berdo’a --> pasrah, berserah diri pada Tuhan. “Innallaha
yuhibbul mutawakkiliin”. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
bertawakkal (berserah diri kepadaNya). Wallahu a’lam bish-showaab.
nice info liriknya tq
ReplyDelete